TribunMerdeka, MEDAN – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara terus mendorong dan memacu perguruan tinggi swasta (PTS) untuk dapat meningkatkan mutunya.
Penilaian terhadap mutu PTS tersebut dilakukan dari pelaksanaan sosialisasi hasil monitoring dan evaluasi (Monev) pemetaan mutu PTS di lingkungan LLDikti Wilayah I Sumut sebagai salah satu bentuk dukungan memacu mutu perguruan tinggi itu.
“Kita berharap dengan pemberian penghargaan dari hasil monev mutu LLDikti akan menjadi motivasi bagi PTS untuk lebih berpacu meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Utara,” kata Kepala LLDikti Wilayah I Sumut Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MSi, Sabtu (11/12/2021)
Disebutkan Ibnu, LLDikti Wilayah I Sumut menggunakan tujuh kategori sebagai indikator penilaian meliputi, kategori arsitektur, sistem penjaminan mutu internal, pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Kampus Merdeka), sumber daya manusia.
Selanjutnya kategori tiga dosa dan anti korupsi, publikasi dan kategori link and match.
Prof Ibnu menjelaskan, Kampus Merdeka merupakan program yang ditetapkan pemerintah memberikan kesempatan belajar tiga semester atau satu semester minimal di luar prodinya.
Disitu akan diketahui apakah kampus tersebut sudah mengimplementasikannya dengan mengirimkan mahasiswanya magang, KKN tematik atau mengirimkan mahasiswanya ke prodi di luar kampusnya.
“Mahasiswa itu tetap belajar, dan mendapatkan 20 SKS tapi keluar prodinya,” ujarnya.
Sedangkan 3 dosa itu, anti kekerasan, anti diskriminasi, anti perundungan, ditambah dengan anti korupsi.
Prakteknya, bagaimana dalam layanan manajemen, layanan pendidikan, perguruan tinggi harus menghindarkan itu semua. Apalagi sekarang telah diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
Pada peraturan itu dipandang sebagai suatu langkah yang progresif oleh sejumlah pihak di tengah keresahan akan tingginya kekerasan seksual di lingkup perguruan tinggi.
Sedangkan link and match, seberapa banyak perguruan tinggi sudah melakukan kerjasama dengan dunia industri. Kemudian, link match meliputi mahasiswa maupun dosen atau praktisi dari luar masuk ke kampus.
Selanjutnya capaian SDM dalam hal misalnya kepangkatan dan juga pendidikan juga diukur.
“Itulah kita himpun untuk memotret gambaran kampus yang relatif bagus capaiannya. Atas dasar itulah kita mengklasifikasi untuk terbaik 1, 2 dan 3 berdasarkan kategori universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik,” tuturnya seraya menyebutkan hasil monev tersebut diumumkan di Hotel Aryaduta Medan pada Kamis (9/12/2021).
Pada pengumuman hasil monev tersebut dihadiri Sekretaris LLDikti Wilayah I Sumut Dr Mahriyuni MHum dan Kepala Bagian Tata Usaha LLDikti Wilayah I, Azhar SH MH dan Ketua SPI LLDikti Wilayah I Yuris Danilwan Ph.D.
Kemudian penilaian juga dilakukan berdasarkan kategori rayon. Pada rayon 1 meliputi Mebidang yakni Medan, Binjai, Deliserdang. Wilayah rayon 2 terdiri Tebingtinggi, Asahan. Rayon 3 Simalungun, Tapanuli Utara, rayon 4 Nias dan rayon 5 Langkat.
“Jadi penilaian itu berdasarkan kluster atau rayon supaya terjadi keseimbangan dan keadilan. Sebab tidak mungkinlah dilaga PTS di Kota besar, Medan dengan universitas daerah yang kecil di Kisaran, Nias dan daerah lainnya yang fasilitasnya belum semaksimal yang di Kota Medan, seperti UMSU,” ungkapnya.
Penilaian berdasarkan rayon baru kali ini dilakukan dan diapresiasi PTS di Sumut. Menurut Ibnu tujuan LLDikti Wilayah I Sumut melakukan klasifikasi berdasarkan rayon itu untuk mendorong agar bisa mengikuti jejak rayon yang lain meningkatkan mutu kampusnya. Sedangkan bagi PTS yang kurang berhasil, ada motivasi untuk perbaiki programnya.
Ibnu juga memuji capaian prestasi UMSU yang mampu mempertahankan juara umum tiga tahun berturut-turut sebagai kampus terbaik.
Ibnu pun mengingatkan kepada PTS yang telah berhasil bahwa ada kewajiban untuk membantu PTS lainnya, dan jangan merasa hebat sendiri.
Menurutnya bantuan dapat diberikan dengan mengajak PTS melalui kegiatan bersama seperti pertukaran program, penerbitan, riset, pertukaran mahasiswa.
Ibnu meyakini, jika itu dilakukan maka kampus yang diajak itu akan tumbuh dan termotivasi. Ini juga lantaran LLDikti membuka data-datanya.
Menurutnya kegiatan Monev menemukan data yang akan jadi fakta, tidak akan ada rekayasa.
“Data itu dibuat bukan berdasarkan karena adanya hubungan pertemanan antara LLDikti dengan pimpinan PTS, sehingga data bisa diubah sesuka hati,” tegasnya.
Berdasarkan data itu, PTS bisa memperbaiki programnya, menyusun kembali kegiatannya untuk bisa meningkatkan kualitas kampusnya. Menurutnya, cara itu sederhana namun targetnya jelas.
“Saya berharap dari Monev ini ada follow up bahwa tahun depan akan kegiatan-kegiatan yang menindaklanjutinya,” ujarnya.
Karena itu dia menyayangkan kegiatan Monev yang jika dilakukan tanpa ada rekomendasi apa akan dilakukan selanjutnya.
Ibnu menyebut akan melakukan integrasi data. Diakuinya, selama ini LLDikti Sumut kehilangan informasi dan komunikasi karena data-data dari PTS tidak up to date.
Ibnu juga menyatakan secara periodik ia akan mengupdate data, contohnya data kepangkatan dosen di salah satu PTS.
Setelah itu LLDikti Sumut juga akan melakukan diskusi bersama dengan komunitas dosen, pimpinan perguruan tinggi, yayasan.
“Tujuannya untuk tetap menjaga kinerja PTS Sumut,” pungkasnya.
Sedangkan Sekretaris LLDikti Wilayah I Sumut Dr Mahriyuni MHum menyampaikan apresiasi dan selamat kepada UMSU yang tiga kali berturut berhasil mempertahankan juara dalam monitoring dan evaluasi LLDikti Sumut.
Menurut dia, capaian prestasi UMSU luar biasa karena sesungguhnya mempertahankan jauh lebih sulit daripada meraih yang terbaik.
Prestasi yang diraih UMSU, kata Mahriyuni, merupakan bukti komitmen dan konsistensi UMSU dalam menjalankan sistem penjaminan mutu internal.
“Hal ini bisa jadi model untuk diikuti kampus-kampus lain,” ujarnya.
Ia juga berharap melalui pemberian penghargaan kepada perguruan tinggi bisa menjadi motivasi sekaligus bisa jadi sarana untuk saling belajar demi kemajuan bersama. (tanai)