TribunMerdeka.MEDAN-Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia menggelar Meet and Greet (ramah tamah) MBKM Tahun 2021 di Aula Ign Washington Purba kampus Jalan Kapten Muslim Medan, Selasa (25/1/2022).
Acara yang digelar dengan penuh kekeluargaan itu untuk menyambut kembalinya mahasiswa dan juga dosen USM Indonesia yang terpilih menjadi peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) periode semester ganjil Agustus 2021 – Desember 2021.
“Setelah berada di luar kampus, sekarang ini kita berkumpul kembali di kampus USM Indonesia dalam acara ramah tamah. Kami ucapkan selamat kembali kepada mahasiswa yang telah mengggali ilmu di luar kampus setelah mengikuti program MBKM,” kata Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes.
Pada kesempatan itu, rektor menyampaikan ucapan terima kasih kepada dekan, ketua prodi dan para dosen yang telah mendukung pelaksanaan MBKM.
Rektor menuturkan, pertama kali saat dicanangkan program MBKM ini, USM Indonesia langsung menggelar rapat. Pasalnya harus ada beberapa penyesuaian peraturan, persetujuan dari dekan, serta ada aturan-aturan lain yang berkaitan dengan bidang kerjasama, akademik, dan administrasi.
Keikutsertaan pada program ini tidak terjadi begitu saja, karena USM Indonesia punya visi yang jelas. Karena itu pihaknya bersyukur dan mengapresiasi atas capaian para mahasiswa dan dosen karena terpilih mengikuti program Kemendikbud.
“Apresiasi kita berikan adalah dari segi akademik dengan membuat aturan yang mendukung program ini. Artinya mereka tidak khawatir lagi bagaimana dengan perkuliahan di kampus karena sudah dikonversikan dan sudah ada pengaturan-pengaturan di program studi maupun fakultas masing-masing,” ungkap Ivan.
Disebutkan Ivan, apresiasi lainnya juga akan memberikan kesempatan mahasiswa untuk kreatif dan lebih berkembang lagi dalam mengexplore produk yang mereka buat dan dikirim dan dipasarkan ke Taiwan.
Saat akan menyampaikan kata sambutannya, rektor mengakui speechless (kehilangan kata) karena begitu bangga kepada mahasiswa yang ikut program MBKM ini.
Menurutnya, mahasiswa peserta program itu turut menentukan arah bangsa dan juga citra universitas dengan perannya di luar kampus dan dalam bermasyarakat.
Melalui MBKM, rektor meminta mahasiswa memiliki critical thingking atau berpikir kritis.
“Mahasiswa harus berpikir kritis. Selain itu juga harus punya kemampuan berkomunikasi dengan baik dan cara berkolaborasi dengan orang lain. Karena
Itu merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kerja sama,” ucapnya
Ia pun berharap mahasiswa USM Indonesia menjadi tonggak kampus untuk perkenalkan USM Indonesia kepada masyarakat.
Diyakininya, jika mahasiswa mampu disiplin, menyayangi orang tua, dan menghormati guru/dosennya maka masyarakat akan menilai bahwa kampus adalah tempat menanamkan nilai-nilai disiplin dan karakter.
“Imej kampus ini terbentuk dari apa yang dilakukan mahasiswa USM Indonesia. Maka, jadilah pribadi yang hebat dengan mengajak orang lain juga melakukannya. Tetaplah bersyukur dan berbuat baik,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Sari Mutiara Dr Parlindungan Purba SH MM dalam sambutannya menegaskan saat ini adalah zaman kreativitas. Ia pun mengapresiasi mahasiswa USM Indonesia yang tetap berprestasi dan punya kreativitas walau masih dalam pandemi Covid-19 melalui program MBKM.
Menurut Parlindungan, program MBKM yang setara dengan 20 SKS dan memiliki jangka waktu pelaksanaan selama satu semester, sangat bermanfaat bagi mahasiswa.
“Ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebih dekat kepada lapangan pekerjaan. Yang penting ada entrepreneurshipnya,” ujar Parlindungan yang menjabat anggota DPD RI selama 15 tahun ini.
Melalui program ini, mahasiswa akan difamiliarkan mengenai kondisi nyata masyarakat hingga bagaimana upaya mahasiswa dalam memberikan nilai tambah yang besar bagi masyarakat. Apa yang dipelajari di kampus dapat langsung dipraktikkan di masyarakat.
Ia juga berpesan kepada peserta MBKM agar mensyukuri kesempatan yang telah diperoleh melalui pengalaman dalam program tersebut.
Untuk keikutsertaan program MBKM itu setelah melalui rangkaian seleksi, sebanyak 192 mahasiswa dan juga 27 dosen USM Indonesia terpilih sebagai peserta program diinisiasi Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Secara rinci, MBKM periode itu diikuti 9 mahasiswa untuk program Magang Bersertifikat, 112 mahasiswa program Studi Independen Bersertifikat, 57 mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan ke-2, 11 mahasiswa Pejuang Muda, 3 mahasiswa Talenta Inovasi, dan 27 dosen untuk program Dosen Pembimbing Lapangan Kampus Merdeka Angkatan 2.
Sedangkan dari hasil seleksi untuk periode Semester Genap Februari 2022 – Juli 2022 (Angkatan ke-3), telah diumumkan hasilnya untuk program Kampus Mengajar sebanyak 54 mahasiswa, dan Dosen Pembimbing Lapangan Kampus Mengajar sebanyak 15 orang.
Dalam acara itu seorang peserta, Nuriasma Febrianda membagikan kesan dan pengalamannya saat mengikuti MBKM di Aceh Tengah.
Mahasiswi Prodi Ilmu Keperawatan itu mengungkapkan kemampuan dirinya sempat diragukan untuk menjadi tenaga pengajar siswa kelas 1 hingga 6 di SDN 17 Bebesen, Aceh Tengah.
” Ada terlontar ucapan, bisa apa sih mahasiswa kesehatan. Pasti enggak bisa ngajar,” tutur mahasiswi yang akrab disapa Febri ini.
Namun tudingan itu ditepis gadis berhijab ini dengan membuktikan diri bahwa ia mampu dan punya potensi untuk menjadi seorang guru. Malah ia mampu memotivasi murid-murid di sekolah itu untuk menjadi perawat.
“Sebelumnya saat ditanya siapa yang bercita-cita jadi perawat, hanya 1 – 2 orang yang tunjuk tangan. Begitu saya beritahu dan tunjukkan bagaimana profesi seorang perawat, ternyata malah banyak yang ingin jadi perawat,” ujarnya.
Acara Meet and Greet MBKM 2021 itu diakhiri dengan makan siang bersama yang bermakna bahwa USM Indonesia adalah satu keluarga besar. (tanai)