Brandan – Belasan warga yang mengeluhkan sakit gigi kian meradang di Puskesmas Pangkalan Brandan, Rabu (6//9/2023) pagi. Bukannya mendapatkan pelayanan kesehatan (Yankes) di Poli Mulut dan Gigi (Mugi), di sana warga malah merasa diterlantarkan.
“Puskesmas ini tak ada alat. Sedangkan, yang sakit gigi sudaha gak sanggup nahan. Dokternya bilang, hari ini bisa dicabut gigi kami, tapi dengan martil dan batu. Setelah kami lihat ke ruangan, ternyata gak ada alat,” ketus Widodo, salah seorang pasien asal Brandan.
Setelah dilihat ke dalam, kata Widodo, tak ditemukan peralatan untuk melakukan tindakan medis kepada pasien. Sementara, masih banyak warga lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan di puskesmas itu.
Dikhawatirkan, kedepannya akan ada pasien – pasien yang terlantar, karena tidak mendapatkan pelayanan yang memadai. Untuk rujukan ke fasilitas kesehatan (Faskes) lainnya pun pihak puskesmas tersebut enggan memberikan rujukan.
Hal itu membuat pasien yang sudah lama antri bertambah kesal. Mereka bingung. Sudah pun tidak mendapatkan perawatan medis, rujukan ke faskes lainnya tak mereka dapatkan untuk mengobati penyakitnya.
“Kata pak Presiden, kalau masalah kesehatan mati – matian dananya disiapkan. Tapi hal yang selalu dibesar – besarkan pak Presiden kok tidak sebanding dengan kenyataan. Nampak di luar besar, tapi di dalam kosong gak ada alat – alat,” kesal Widodo.
Penderita sakit gigi itu menambahkan, jangan sampai orang sakit dianggap main – main. Jangan hanya dikasih obat, tapi hendaknya ada penangan terhadap pasien yang datang untuk berobat.
Sementara, petugas medis Poli Mugi Puskesmas Pangkalan Brandan drg Mukhlis membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, pasien sempat menunggu dua sampai tiga jam,hingga harus pulang tanpa mendapat perawatan. Karena, di Ruang Poli Mugi Puskemas Pangkalan Brandan hanya terdapat tempat tidur dan lampu medis.
“Sudah menunggu dua sampai tiga jam, tanpa ada perawatan. Itulah awal mula kekecewaan mereka. Itulah tadi, alat tidak ada. Kita sebagai dokter, hanya melayani. Bukan menjelaskan begini begitu,” tegas Mukhlis.
Kalau melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan, lanjut Mukhlis, tapi langsung dirujuk, itu jelas salah. Sepanjang ada peralatan medis yang tersedia di puskesmas tersebut.
Beberapa waktu lalu, Mukhlis mengaku pernah menawarkan diri untuk menggunakan peralatan medis miliknya, agar yankes di puskesmas tersebut bisa maksimal. Namun sayang, niat baik Mukhlis tidak dikabulkan.
“Akibat tidak adanya peralatan medis di Poli Mugi, saya sering jadi sasaran kekecewaan warga. Tapi pastinya, saya juga tidak bisa melakukan tindakan medis, jika tidak didukung dengan ketersediaan peralatan,” tandas Mukhlis.
Terpisah, Kepala Puskesmas (Kapus) Pangkalan Brandan Fadlan mengaku sudah lama mengajukan pengadaan peralatan medis tersebut. “Sudah lama kita minta. Saya lagi ada kegiatan di Medan, nanti kita bicarakan lagi,” kata Fadlan, via sambungan telepon selulernya.
Saat ditanya tentang belum direalisasikannya permohonan terkai alkes tersebut, mantan Kapus Besitang yang pernah tersandung kasus dugaan manipulasi penerima dana BOK itu enggan berkomentar. (Ahmad)