MEDAN – Setelah setahun lebih berjuang keras, akhirnya Kelenteng Chit Ong Ya rampung dibangun. Peresmiannya pun digelar sederhana, yakni mengundang masyarakat setempat maka bersama.
Syukuran yang dilaksanakan, Selasa (22/2/2022) di gedung Kelenteng Chit Ong Ya, Jalan Baroka 5, Pasar 8, Kecamatan Medan Marelan, berlangsung meriah. Ramai warga datang untuk merasakan kebahagian itu, khususnya warga Tionghoa beragama Budha.
Selain makan bersama, pengunjung juga melakukan sembahyang kepada para dewa, sebagai bentuk rasa syukur atas rampungnya pembangunan Kelenteng Chit Ong Ya.
Kepada wartawan, Indra Gunawan selaku penanggung jawab dan pengurus Kelenteng Chit Ong Ya mengatakan, pembangunan Kelenteng Chit Ong Ya memakan waktu 1 tahun 2 bulan. Tak sedikit halangan yang dihadapi selama proses pembangunan kelenteng.
“Kita sengaja membangun Kelenteng Chit Ong Ya di Jalan Baroka 5, Pasar 8 ini tak lain bertujuan untuk memudahkan masyarakat khususnya Tionghoa beragama Budha beribadah. Sebab di lokasi ini, Kelenteng Chit Ong Ya lah, kelenteng yang pertama berdiri,” ujar Indra Gunawan.
Pria berkacamata ini pun menjelaskan arti Chit Ong Ya adalah 7 Kerajaan Neraka.
“Nama itu diambil agar masyarakat beragama Budha sadar akan pentingnya beribadah agar terhindar dari perbuatan buruk yang akan menjerumuskan manusia,” sambung Indra.
Terakhir, Indra mengatakan jika Kelenteng Chit Ong Ya berdiri di lokasi beragam agama, suku dan ras.
Hadir pada peresmian itu, Anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi PDIP, Rudi Hermanto, Ketua Umum SATU HATI, Sartjipto King didampingi Ketua SATU HATI Medan, Suwanto/Acuan, Bendahara Forum Kerukunan Masyarakat Nusantara (FKMN), SUN SIN SH MH dan pengurus Komunitas Sosial lainnya.
Meski ramai dikunjungi masyarakat, acara peresmian Kelenteng Chit Ong Ya tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.(*)