TribunMerdeka.com, MEDAN – Gas bumi memiliki peranan yang sangat penting sebagai salah satu penyangga energi nasional sampai dengan 2050.
Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk akan menfokuskan utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengkombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline pada sektor industri, rumah tangga, UMKM, pembangkit listrik, dan transportasi.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar, menjelaskan berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), terindikasi 7 lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi.
Menurutnya pengembangan infrastruktur gas bumi akan diselaraskan dengan rencana pengembangan Kawasan Industri atau KI dan infrastruktur pendukung KI.
” Kami melakukan joint study dengan Pengelola KI untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi di dalam KI. Tidak menutup kemungkinan untuk sinergi dengan BUMN Group lain,” ujar Achmad dalam keterangan tertulis diterima redaksi, Kamis (23/6/2022).
Menurut Achmad, tantangannya adalah belum tersedia infrastruktur gas bumi yang merata di lokasi-lokasi potensial Kawasan Industri (KI) baru, terutama daerah Sumatera Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Tengah-Timur.
Kemudian terdapat proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Group. Salah satunya proyek di GRR Tuban terletak 55 km dari Pipa Gresik-Semarang.
Kilang PRPP, katanya telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal besar, termasuk incoming LNGC sehingga LNG akan lebih feasible menggunakan LNG Land Based.
Disebutkannya, PGN juga turut andil dalam proyek small land based-LNG regasification Terminal di RU V Cilacap dan pembangunan Pipa Senipah-Balikpapan 20 inch sepanjang ±78 KM ke RU V Balikpapan.
Sementara untuk regasifikasi pada pembangkit listrik, saat ini sedang dikebut untuk 10 lokasi di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara.
Portofolio bisnis terus ditingkatkan dimana ke depan PGN akan fokus pada bisnis LNG trading and retail.
Dua proyek yang akan dikembangkan yaitu Jambaran Tiung Biru melalui mini LNG Plant berkapasitas 2,5 BBTUD dan LNG Bunkering Bontang.
“Ini menjadi titik untuk bisnis yang sangat challenging ke depan supaya PGN bisa lebih kuat dan lebih sustain. Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan 1 juta rumah tangga per tahun,” ujar Achmad.
Menurutnya segmen kelistrikan, Industri dan retail tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas, di mana sinergi dilakukan untuk penyediaan gas bagi Kilang dan Smelter, serta adanya terobosan dalam penyediaan moda non pipa retail serta LNG trading. ( tanai