TribunMerdeka, BATANG SERANGAN – Masyarakat di sekitar Pasar Batang Serangan resah. Kondisi jalan di pusat perdagangan warga Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat itu kian memprihatinkan. Macet, debu dan jalan yang berlumpur serta becek sudah menjadi pemandangan yang biasa di sana. Mereka menyebut, tingginya aktifitas truk pengangkut material galian C sebagai penyebabnya.
Numpak Ginting, warga yang berdomisili di depan BRI Batang Serangan mengaku sudah dua kali jatuh saat berjalan kaki. Kata dia, penyebabnya adalah kondisi jalan provinsi itu yang sudah tak baik. Truk pengangnkut material galian C yang berbeban sangat berat (over tonase) yang mencadi pemicunya.
“Dua kali aku jatuh di dekat BRI itu. Karena jalan yang berlumpur dan licin, aku terpeleset. Muanya jangalah truk pengangkut galian itu bawa air dan lumpur. Kita bukan menghalangi orang berusaha, tapi perhatikan jugalah pengguna jalan ini,” tandas Numpak Ginting kesal, Selasa (5/4) siang.
Di saat yang sama, M Syahrul mengungkapkan, tingginya aktifitas truk pengangkut material galian C akhir – akhir ini membuat kondisi jalan di sana kian buruk. Truk roda 12 semakin malam kian gencar lalu Lalang disana, hingga pagi hari.
Bagi warga di sana, kata Syahrul, mereka menginginkan agar material yang diangkut tidak mengandung air dan lumpur. Itulah yang menyebabkan jalan di sana berlumpur dan becek. “Jangankan orang tua, yang muda aja bisa terpeleset. Apalagi ini dah masuk Ramadhan, warga yang mau beribadah kan terganggu,” beber mantan Kepling Kloni Desa itu.
Empat bulan yang lalu, lanjut Syahrul, warga sempat demo dan menyetok truk – truk pengangkut material galian C. Tapi, seminggu kemudian sudah kembali meraja rela lagi. Warga berasumsi, ada oknum tertentu yang memanfaatkan hal itu untuk mengambil keuntungan. Massa warga yang demo, dimanfaatkan untuk bernegosisasi dengan pengusaha galian C.
Oknum yang awalnya mengajak warga untuk demo, kini terkesan acuh dengan kondisi jalan di sana. Bahakan perjanjian antara pengusahan galian C dan warga dilanggar, oknum – oknum tersebut kini tak peduli. “Warga dah apatis. Sekarang dah gak ada yang peduli sama kondisi jalan ini. Karena warga merasa dimanfaatkan,” ketusnya.
Warga merasa, Pemerintah Kecamatan Batang Serangan seolah tak peduli dengan kondisi di sana. Berbeda dengan empat bulan yang lalu, camat turun langsung bersama warga menghadang truk pengangkut material galian C. kini, taka da lagi yang mengarahkan warga untuk berbuat demi jalan yang baik.
Disamping itu, abu yang beterbangan juga cukup meresahkan pedagang di sana. Masyarakat juga mengaku banyak yang mengalami batuk dan sesak nafas. Mereka mengharap ketegasan camat untuk menyikapi persoalan tersebut. “Dia lah (Camat) yang paling tinggi di sini. Kalau dia gak ada berbuat, kami bisa bilang apa,” tandas pria paruh baya itu.
Terpisah, Camat Batang Serangan Arie Ramadhany SIP mengaku tak bisa berbuat banyak. Dia beralasan, karena jalan tersebut merupakan jalan provinsi. Jadi, wewenangnya Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi untuk menentukan layak tidaknya jalan itu dilalui truk pengangkut material galian c tersebut.
Hal itu, justru tak sesuai dengan aksi heroik yang dilakukan Arie emapt bulan yang lalu. Dia langsung turun ke lapangan untuk menghentikan truk tersebut. Bahkan, Arie sempat cekcok mulut dengan beberapa sopir. Disinggung soal perjanjian antara pengusaha dan warga, orang nomor satu di Batang Serangan itu enggan berkomentar.
“Itukan jalan Provinsi, jadi itu wewenang Dishub Provinsi. Di simpang tempat keluar truk galian C dah kita tempatkan orang untu mengaturnya. Truk yang materialnya kering dan yang basah, kita suruh bergantian keluar. Jadi kondisi jalan tidak terlalu berabu dan tidak terlalu becek,” ketus Arie via sambungan selulernya.
Informasi di lapangan, beberapa quarry galian C yang ada di Kecamatan Batang Serangan dan Kecamatan Sawit Seberang banyak yang tak sesuai kordinat. Seperti quarry milik warga berinisial Has, izinnya di Kecamatan Sawit Seberang namun penggaliannya sampai ke Batang Serangan. Hal itu juga yang diduga menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di sana. (Ahmad)