MEDAN – Angka stunting di Sumut masih tergolong tinggi, tercatat hingga tahun 2021 masih diangka rata-rata 25%. Bila angka stunting ini tidak segera ditekan dan dicarikan solusi yang tepat dan cepat dari hulu sampai hilir maka capaian Indonesia Emas Tahun 2045 akan terancam gagal.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat saat membukan secara resmi Rapat Kerja III dan Rapat Koordinasi Pemenangan Pemilu Tahun 2024 DPD PDI Perjuangan Sumut pada Jumat (25/8/2022) di Hotel Le Polonia Medan.
Pembukaan Raker III dan Rakorda tersebut dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kejatisu, Pimpinan Parpol di Sumut, Kepala-Kapala Daerah Kader PDI Perjuangan Se Sumut, seluruh anggota DPRD kader Partai se Sumut dan KSB Partai.
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon dalam sambutan laporan panitia menyampaikan bahwa Raker III dan Rakor Pemenangan Pemilu 2024 dilangsungkan selama 3 hari dari tanggal 25 – 28 Agustus 2024 di Hotel Le Polonia Medan dan diikuti oleh 317 peserta terdiri dari Pengurus Partai, Anggota Fraksi dan Kepala Daerah Kader Partai.
Selanjutnya dalam sambutan pembukaan Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan bahwa capain Indonesia Emas di Tahun 2045 terancam gagal kalau masih tingginya angka stunting, mulai sekarang kita harus segera cari solusi yang tepat dan cepat, tidak hanya hilirnya saja, dimasa ibu hamil tetapi juga dimulai dari hulunya yaitu pendidikan pra nikah dan masa kehamilan yang dipersiapkan dengan baik,” ujar Djarot.
Selain itu Anggota DPR RI terpilih dari Dapil Sumut III ini menyatakan bahwa program menekan sampai titik nol % stunting juga merupakan pekerjaan politik yaitu politik kesehatan. Djarot juga menyampaikan bahwa persoalan stunting dipicu juga oleh sanitasi yang tidak sehat dan jorok.
“Saya intruksikan kepada seluruh kader ditiga pilar partai untuk membangun sanitasi yang layak, bersih dan manusiawi disetiap desa di Sumut, ini penting dalam bagaian dari program pengentasan stunting di Sumut,” lanjut Djarot.
Kemudian Djarot Saiful Hidayat juga mengingatkan kepada seluruh kader partai bahwa Indonesia tengah diancam oleh tiga krisis global yang sedang melanda dunia, yaitu krisis pangan, krisis energi berbasis fosil dan krisis air bersih.
“Untuk menghadapi krisis itu salah satu solusinya adalah memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk ditanami tanaman-tanaman pendamping dari makanan pokok yaitu padi dan membiasakan mengkonsumsi panganan alternatif yang banyak tersedia di Sumut yang tidak berbahan dasar beras,” imbuh Djarot.
Untuk air bersih, Djarot menyebutkan bahwa Sumut memiliki sumber air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang baik tetapi dinikmati oleh orang asing. Juga limpahan air Danau Toba saat ini juga tengah tercemar oleh banyaknya jaring apung, hal ini agar menjadi perhatian kepada-kepala daerah di sekitar Danau Toba.
Terakhir Djarot menyampaikan terimakasih kepada Edy Rahmayadi yang merupakan sahabat lama, pernah bekerjasama saat di Jakarta dan pernah juga bersaing dalam Pilgubsu lalu yang bersedia hadir di acara-acara PDI Perjuangan Sumut. (Red)