TribunMerdeka, BAHOROK – Belasan warga dari Kecamatan Kutambaru dan Bahorok, Kabupaten Langkat menggeruduk PT Thong Langkat Energi (PT TLE), Kamis (14/7/2022) siang. Mereka mendesak manajemen perusahaan pembangkit listrik tenaga minihydro (PLTM) Batu Gajah itu, untuk segera membayar ganti rugi lahan mereka yang terendam.
Warga Desa Kuta Gajah, Ujung Bandar dan Lau Damak mengaku, sudah delapan bulan lahan mereka rusak. Hal itu disebabkan oleh air bendungan PLTM PT TLE yang merendam pulihan hektar perkebunan sawit di sana. Meskipun pihak perusahaan berulang kali berjanji untuk memenuhi hak masyarakat, namun hingga kini hal itu belum juga terealisasi.
Tak ada di tempat
Di sana, para korban tak bisa bertemu langsung dengan Manajer PT TLE Berman Pasaribu. Warga kemudain berhadapan dengan Humas PT TLE Adili Ginting. Ia berdalih, bahwa pimpinannya sedang berada di Kota Medan.
“Sesuai kesepakatan yang dihadiri Manager PT TLE Berman Pasaribu, setelah 60 hari panjar ganti rugi kepada masyarakat, maka sisanya akan segera dilunasi. Sekarang sudah lebih 15 hari dari kesepakatan itu. Makanya kami kemari untuk menuntut hak kami,” kata Malem Pagi Pelawi.
Akan terus berorasi
Pastinya, kata Malem Pagim, meraka sudah sangat lama menunggu hak mereka untuk direalisasikan. Mereka hanya ingin kepastian dan niat baik manajemen PT TLE. Sebelum hal itu direalisasikan, warga akan terus melakukan orasi. Mereka juga meminta, agar bendungan tersebut dibuka, supaya bisa memetik hasil panen.
“Kami sudah tidak makan. Sudah delapan bulan kami menderita akibat genangan yang disebabkan bendungan PT TLE. Kami sudah cukup sabat. Kita sudah berkomitmen. Sekarang pihak perusahaan malah melanggar janji. Massa akan terus bertambah jika hak kami tidak segera direalisasikan,” tegas pra berambut cepak itu.
Pada kesempatan yang sama, pendamping warga Aspipin Sinulingga menyampaikan, Berman Pasribu dan Alexander Barus sudah melakukan perjanjian dengan masyarakat. Kesepakatan yang juga difasilitasi anggota DPRD Sumut Delfin Barus itu, menyatakan menyanggupi pelunasan lahan warga yang terendam pada 28 April silam.
Ingkar janji
“Itu merupakan pernyataan resmi Berman Pasaribu dan Alexande Barus dihadapan wakil rakyat Delfin Barus dari Fraksi PDI Perjuangan. Hari ini warga datang untuk menuntut haknya. Dari kesepakatan itu, sudah lewat dua minggu. Dimana tanggungjawab perusahaan,” ketus pria yang disapa Ahok itu.
Selama 74 hari warga tidak produksi, kata Ahok, perlakukanlah hal yang sama. Artinya, warga meminta PT TLE juga tidak produksi selama hari tersebut. Jangan pula PT TLE yang dapat untung, tapi masyarakat sekitar malah menderita.
“Apa perlu kita buka data berapa kontrak perusahaan dengan PLN per bulan. Kalian dapat angka milyaran tiap bulan, sementara masyarakat yang ratusan ribu aja kalian gas. Saya minta sekarang Berman bicara sama masyarakat. Apa dasar dia tidak memberi hak masyarakat sampai sekarang,” ketus pria berkacamata itu kesal.
Menanggapi hal itu, Adili Ginting mengatakan, segala keluhan masyarakat sudah disampaikan kepada pimpinannya. Melalui Adili, Berman Pasaribu berjanji akan menemui warga pada Sabtu, (16/7/2022) mendatang. “Pak Berman sedang di Medan. Dalam dua hari ini, nanti ada berita yang disampaikannya kepada masyarakat,” terang Adili.
Objek wisata rusak
Megang SS, pegiat wisata disana juga menyampaikan keluhannya. Sudah tiga tahun, objek wisata Penatapan yang dibangunnya tidak menghasilkan. Dua hektar lahannya rusak karena proyek pembangkit listrik itu.
“Kami akan tetap menuntut ganti rugi. Itu hak kami. Di lokasi wisata itu, tanaman buah – buahan mati. Usaha yang kita Kelola salama ini terhenti. Pengunjung yang dulunya ramai, tiga tahun belakangan ini omzet pun hilang. Kolam dan bangunan kita hancur,” keluh Megang SS.
Diinformasikan, sejak berdirinya PLTM Batu Gajah yang dikelola oleh PT TLE, kebun warga rusak. Bendungan yang dibangun perusahaan pembangkit listrik itu, menyebabkan air Sungai Wampu tak mengalir sebagaimana mestinya. Genangannya bahkan mencapai beberapa kilometer dan membuat aliran sungai semakin melebar.
“Dah dua bulan lebih kami gak bisa panen. Sawit kami mati terendam. Liatlah, genangannya aja lebih dari 5 meter. Kami minta agar PT Thong Langkat Energi bertanggungjawab. Kami minta ganti untug atas kerusakan lahan kami ini,” tegas Hamdani (43) warga Dusun Suka Mulya, Lau Damak, Bahorok, Selasa (8/4/2022) silam. (Ahmad)