TribunMerdeka, MEDAN-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kegiatan setiap individu dengan kesadarannya sendiri melakukan kebiasaan yang sehat, untuk menjaga kesehatan diri sendiri untuk kemudian dapat memberi contoh kepada teman, keluarga serta lingkungan sekitar, agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan diri sendiri dan masing-masing lingkungan.
“Pandemi Covid-19 juga mengajarkan kita bahwa PHBS adalah salah satu tameng untuk mencegah penyebaran virus yang mungkin saja bisa kita dapatkan dimana saja,” kata Direktur HeartIndo dr Apsari Diana Kusumastuti MARS, Selasa (8/2/2022).
Data di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat penyebab utama kematian pada balita (usia 12-59 bulan) di Indonesia adalah diare. Tercatat terdapat 314 kematian akibat diare pada balita Indonesia pada 2019.
Rata-rata penduduk Indonesia memiliki 4-5 gigi yang bermasalah. Dari hasil riset kesehatan dasar pada prevalensi karies gigi menurut standar WHO pada 2018 rerata usia5-6, 8,43% dan 67,3% anak usia 5 tahun memiliki angka pengalaman karies gigi (dmft) ≥ 6, termasuk dalam kategori karies anak usia dini yang parah (Riskesdas 2018).
Adapun beberapa indikator yang telah disosialisasikan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah dan pesantren terdiri atas cuci tangan pakai sabun di air mengalir, makan sesuai isi piringku, konsumsi cemilan sehat, sikat gigi pagi dan malam kebersihan kamar mandi dan toilet dan kelola sampah sekolah
Disebutkannya, Sekolah Dasar dan juga Pondok Pesantren merupakan tempat yang tepat untuk menanamkan sejak dini PHBS, dimana hal ini juga termasuk dalam pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan di bawah payung UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Dengan menanamkan PHBS kepada siswa dan guru di sekolah dan santri dan ustadz/zah diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran sekaligus kualitas kesehatan di lingkungan sekolah dan pesantren. Sehingga bisa mewujudkan sekolah dan pesantren sehat. Lingkungan yang bersih menjadi salah satu dasar utama dari kegiatan preventif dalam kesehatan.
Pada 2021, HeartIndo bersama PT Unilever Indonesia tetap mendukung pemerintahan dalam menggalakan kampanye sekolah dan pesantren sehat di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar) dan Aceh, dengan cakupan daerah sebagai berikut.
Di Provinsi Sumatera Utara dilakukan kepada 409 SD dan Pesantren di Mandailing Natal, yakni PP Darul Ikhlas dan Mustafiwah Baru/ Purba Baru dan Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Johor sebanyak 53 SD.
Sedangkan di Sumbar dilakukan 3 kabupaten dan kota dengan sasaran 85 SD dan PP Terpadu Insan Cendekia (Payakumbuh), 312 SD dan PP Nurul Ikhlas (Tanah Datar) dan 41 SD dan PP Diniyyah Puteri (Padang Panjang)
Untuk Provinsi Aceh dilakukan di 4 kabupaten dan kota dengan sasaran SD dan Pesantren , yakni 87 SD, Dayah Darul Ulum dan Dayah Inshafuddin (Banda Aceh), 213 SD dan Dayah Darul Qur’an (Aceh Besar), 329 SD dan Dayah Amal (Aceh Timur) dan 73 SD dan Dayah Ulumuddin serta Dayah Misbahul Ulum (Lhoksumawe)
Dengan demikian total jumlah sasaran siswa 285.682 dan 22.123 Guru/Ustzah. Rangkaian kegiatan ini berlangsung sejak Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022, dengan melakukan pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun sebanyak 22 unit serta mendistribusikan paket Perilaku Hidup Bersih Sehat dalam bentuk sabun, handsanitaizer, pembersih lantai dan lain-lain di 1.676 titik SD dan Pesantren.
Lebih lanjut dikatakan dr Apsari, dalam rangkaian PHBS itu, Heartindo juga telah melakukan audiensi dengan Asisten I dan III Pemko Banda Aceh yang diterima Faisal, S dan Drs. Tarmizi Yahya MM.
Audiensi juga dilakukan di Mandailing Natal yang diterima Wakil Bupati Atika Azmi Utammi B.App, Fin, MFin dan Asisten I Alamunhaq Daulay SH.
Dalam pelaksanaan sosialisasi PHBS ini HeartIndo bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Kementrian Agama di kabupaten di wilayah kerja HeartIndo Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan dan Kabupaten Mandailing Natal), Provinsi Sumatera Barat (Kota Payakumbuh, Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar) dan Provisi Aceh (Kota Banda Aceh, Lhoksmawe dan Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Timur).
“Kiranya usaha yang kami lakuka ini sedikit banyak memberikan pengaruh baik akan peningkatan kesehatan di Indonesia,” harap dr Apsari. ( red)